“MENELADANI
KARAKTER MUHAMMAD AL-FATIH”
(Study Kasus: Ibrah, Spirit dari Perilaku Amal Saleh Muhammad Al Fatih Solusi Kemerosotan Moral Generasi Penerus Islam Indonesia Sekarang dan Mendatang)
Proposal
Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI)
Siswa Madrasah Berbasis Riset
Disusun Oleh :
Zufar
Ahnavy Karim
Moh. Khoilur Fajar
MADRASAH
ALIYAH NEGERI 1 JEMBER
2017
JAWA
TIMUR
JL. Imam Bonjol No.
50 Kec. Kaliwates Kota Jember Tlp. 0331-485109
1. Latar Belakang
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan jumlah penduduk terpadat urutan ke-4 di dunia. Berdasarkan proyeksi penduduk pada tahun 2016, jumlah
penduduk Indonesia sebanyak 258 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2016). Sebanyak 22,1 juta di antaranya adalah kaum muda berusia 15-19 tahun yang terdiri
dari laki-laki 4.4 %
dan perempuan
4,2 %.
Generasi muda ini, 20-30
tahun yang akan datang akan menjadi pemimpin dan pelaku utama
pembangunan negara ke depannya. Diperkirakan
sejak
tahun 2020, Indonesia akan memperoleh
bonus
demografi yang akan memberikan peluang besar bagi Indonesia, terutama besarnya jumlah kaum
muda. Peluang itu akan terjadi selama 10 tahunan yaitu sekitar 2020 hingga
2030.
Persentase generasi muda yang begitu banyak
tersebut menjadi
potensi besar
yang harus disiapkan dan
dioptimalkan demi kemajuan bangsa Indonesia ke depan. Karena masa depan suatu bangsa
terletak di tangan pemuda atau generasi mudanya. Sebab merekalah yang akan
menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa. Namun sebaliknya, apabila generasi
mudanya, terutama generasi muda islamnya terabaikan maka akan mengalami
kehancuran moral disebabkan lemahnya tauhid dan kurangnya pendidikan akidah
sejak dini merupakan awal kehancuran benteng pertahanan diri dalam menyikapi
perkembangan dan perubahan zaman di era globalisasi dan modernisasi ini.
Generasi muda adalah ujung tombak dan tulang punggung bagi keberlanjutan masa
depan bangsa Indonesia. Suatu bangsa yang besar dan dapat bertahan secara
berkelanjutan karena ada pemuda yang menggerakkan perubahan dan melakukan tindakan
yang positif dan kreatif untuk kemajuan bangsa. Ironisnya, banyak pemuda mulai terjebak
dalam berbagai sikap dan
perilaku yang menyimpang
dan kontraproduktif. Naiknya jumlah kenakalan atau kriminalitas remaja
setiap tahun menunjukkan permasalahan remaja yang cukup kompleks. Ini tidak
hanya diakibatkan oleh satu perilaku menyimpang, tetapi akibat dari berbagai bentuk pelanggaran terhadap aturan agama dan norma di masyarakat serta aturan di sekolah.
Dalam pelaksanaan Ujian Nasional, maupun ujian sekolah banyak sekali
ditemukan kebocoran kunci jawaban. Tercatat bahwa pada
UN 2011, FSGI menerima 102 laporan. Pada UN 2012, laporan naik menjadi 317
buah. Sementara, pada UN 2013, FSGI menerima 1.035 laporan. Jumlah laporan
kemudian menurun pada UN 2014, yaitu 304 laporan. Pada UN 2015 ini, FSGI
menerima 91 laporan (CNN Indonesia, 2015).
Walaupun angka kebocoran menurun tetapi hal ini masih menunjukan kurangnya
kejujuran di kalangan siswa.
Penyimpangan
lainnya adalah penyalahgunaan narkoba. Dalam penelitian yang pernah
dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan bahwa 50 – 60 persen
pengguna narkoba di Indonesia adalah kalangan pelajar dan mahasiswa.
Bahkan pergaulan remaja semakin mengarah
ke perilaku seks bebas, tercatat bahwa data dari survei yang dilakukan oleh Komite Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI), dan Kementrian Kesehatan (Kemenkes), memaparkan sekitar
62,7% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks di luar nikah. 20% dari
94.270 perempuan yang mengalami hamil di luar nikah juga berasal dari kelompok
usia remaja dan 21% diantaranya pernah melakukan aborsi. Lalu pada kasus
terinfeksi HIV dalam rentang 3 bulan sebanyak 10.203 kasus, 30% penderitanya
berusia remaja (Kompasiana, 2015).
Kemerosotan moral
remaja akan berdampak terhadap generasi pemimpin bangsa ini. Hal tersebut dikarenakan dunia akan
senantiasa berubah,
pemimpin baru akan menggantikan pemimpin lama, itu akan terus berulang.
Padahal pemimpin harus bersifat Ing
Ngarsa Sung Tuladha artinya seoarang pemimpin sendiri harus mampu dengan
sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan bagi orang – orang yang
dipimpinnya, Ing Madya Mangun Karsa artinya Pemimpin harus mampu
membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang
dibimbingnya, dan Tut Wuri Handayani artinya Pemimpin harus mampu
mendorong orang–orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup
bertanggung jawab (KH. Dewantara). Apabila calon pemimpin sudah mengalami
kerusakan moral, rapuhnya pendirian, dan lemahnya iman dan taqwa akan menjadikan
pemimpin yang tidak siap dalam memimpin rakyatnya serta mudah melakukan
tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme.
Apabila kita kaitkan dengan keberhasilan
Sultan Mehmed II yang senang belajar sirah rasul sebagai wadah untuk
membentuk kepribadiannya bersama Syeikh Ahmad Al-Khurani, dan mempersiapkan
hal-hal yang akan digunakan untuk meyukseskan tujuannya dalam pembebasan
Konstantinopel merupakan kehebatan managemen Sultan Mehmed II. Seperti, berani
mengambil tindakan untuk mengambil keputusan membangun benteng di wilayah Selat
Bosphorus sebagai persiapan untuk melakukan penyerangan, belajar strategi
perang, belajar kelemahan dari musuh, serta belajar kegagalan dari tahta yang
pernah didudukinya sebagai sultan utsmani pada usia 17-an, dan mampu menguasai 8
bahasa karena keuletanya dalam menuntut ilmu, hebatnya lagi beliau berhasil
menghafal Al-Qur’an pada umur 8 tahun, serta beliau mampu untuk mengembalikan
kegagalan yang pernah dialaminya dengan diangkatnya lagi menjadi Sultan Utsmania
pada usia 19 tahun yang sukses dalam masa pemerintahanya sebelum mengalahkan
Konstantinopel pada usia 22 tahun pada tahun 1453 M.
Sebagaimana spirit Sultan
Muhammad Al-Fatih (Mehmed II) yang mempersiapkan dirinya dengan sejak dini
untuk mendalami agama islam melalui mempelajari Al-Quran dan Al-Hadits serta
ilmu tauhid lainya sebelum menjadi pemimpin muda bagi Turki Utsmania. Karena
Sultan dan keluarganya tahu di masa mendatang saat Sultan Memed II akan
memimpin rakyatnya, pasti akan menghadapi banyak perkara yang harus diselesaikan.
Oleh karena itu bangsa ini membutuhkan jiwa kepemimpinan seperti Sultan
Muhammad Al-Fatih, maka pemuda islam Indonesia diharapkan mampu menjadi pondasi
bagi proses pembangunan bangsa maupun agama, mampu menjadi promotor dalam
segala aspek pembangunan itu sendiri, serta siap untuk menjadi pemimpin bangsa
ini di masa mendatang. Karena diharapkan pemudalah yang menjadi generasi penerus bangsa ini dengan
kualitas terbaik, landasan iman dan taqwa yang kuat. Oleh
sebab itu penulis mengambil tema penyebab kemerosotan moral remaja islam dengan
judul “Meneladani Karakter Muhammad Al Fatih ( Study Kasus: Ibrah,
Spirit dari Prilaku Amal saleh Muhammad Al Fatih untuk Generasi penerus Islam
Sekarang dan akan Datang)”.
1.1.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, kami rumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apa penyebab kemerosotan moral generasi pemuda?
2.
Bagaimanakah solusi untuk menjadikan generasi pemuda yang berkarakter dan berkualitas berdasarkan teladan dari Muhammad Al-Fatih ?
1.2.
Tujuan
Penelitian
1.
Menjelaskan faktor penyebab
kemerosotan moral generasi muda.
2.
Meneladani karakter dan perilaku Sultan Muhammad Al-Fatih sebagai role
model dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3.
Menemukan solusi untuk menjadikan generasi
muda yang berkarakter dan berkualitas.
1.3.
Harapan
(Outcome)
“Generasi umat ini
tidak akan kembali jaya, kecuali dengan apa-apa yang telah mengantarkan
kejayaan generasi awal (Imam Malik)”. Dari perkataan ini, mengandung sebuah
makna yaitu seharusnya umat sekarang mengambil ibrah (pelajaran) dari
umat-umat terdahulu yang menyebabkan mereka sukses dalam hal dunia dan akhirat.
Dalam hal ini peneliti mengharapkan dapat mengambil ibrah dan uswah hasanah dari Sultan
Mehmed II atau Sultan Muhammad Al- Fatih yang merupakan pemuda turki utsmani
yang jaya pada masanya karena juga tercatat
dalam sejarah sebagai pemuda yang
sejak balig tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu. Beliau adalah
satu-satunya panglima yang tidak pernah masbuk dalam sholatnya, bahkan
dia selalu menunaikannya dalam keadaan berjamaah.
Kemudian ibrah dan uswah hasanah dari
perilaku amal sholeh dan semangat tersebut diharapkan dapat menjadi role
model dalam
diri generasi muda sekarang dalam bersikap dan bertindak untuk
menghadapi berbagai macam pengaruh
negatif dari arus globalisasi dan modernisasi. Harapanya pemuda islam mampu bangkit dari
penjajahan-penjajahan di zaman modern ini yang berupa menurunkan kualitas
akhlak, merendahkan akidah, dan melemahkan tauhid.
Sebagai seoarang muslim mengenal
jati diri ini penting karena “Siapa yang mengenal dirinya, maka akan mengenal Tuhannya (Sholeh
2008:25 ). Dan seorang muslim yang mengenal Tuhannya akan menerima petunjuk
dari-Nya melalui kitab-Nya yaitu Al-Quran dan teladan dari kekasihnya yaitu
Nabi Muhammad SAW berupa Al-Hadits dan dapat mengambil ibrah dari Sirah Nabawi. Al-Quran dan Al-Hadits
merupakan pegangan hidup maka sudah seharusnya sebagai pemuda islam lebih mendalam
dalam mempelajarinya serta mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu, pemuda islam akan mampu terjun di
dunia modern ini dan mampu menyaring segala perkara yang tidak bermanfaat bagi
dirinya.
1.4.
Metode Penelitian
A. Jenis
Penelitian
1. Deskriptif Kualitatif
Penelitian ini menekankan pada
pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi
realitas atau natural setting yang
komplek dan rinci, melalui
penjelasan-penjelasan secara fakta maupun opini.
2. Studi Pustaka
Tujuan penelitian dengan study
pustaka adalah berupaya mengumpulkan data yang dibutuhkan melalui
literatur-literatur yang berada di sekitar daerah peneliti yaitu mencakup: perpustakaan
daerah, perpustakaan sekolah, internet dan
beberapa referensi yang dimiliki oleh peneliti.
B. Lokasi
Penelitian
Kami akan
mengambil lokasi penelitian di MAN 01 Jember, Jl.
Imam Bonjol No. 50 Kaliwates – Jember. Dengan
pertimbangan lokasi yang dekat dan membutuhkan biaya yang murah.
C. Sumber
Data
Sumber
data yang kami gunakan berupa data primer dengan sistem Random Sampling.
D. Metode
Pengumpulan Data
1. Metode
Kuisoner (Angket)
Peneliti akan menggunakan daftar
yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti untuk
memperoleh data, angket disebarkan kepada responden.
2.
Metode Wawancara
Proses tanya-jawab dalam penelitian
yang berlangsung secara lisan. Dilakukan dalam tatap muka dua orang atau lebih, lalau mendengarkan secara langsung
informasi atau keterangan-keterangan yang akan dibutuhkan.
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah
keseluruhan subyek. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah semua
siswa MAN 1 Jember yang jumlahnya ±1000 siswa,
tetapi peneliti hanya mengambil 40
orang dari jumlah populasi. Karena peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi tersebut karena keterbatasan waktu dan biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Siauw, Felix
Y. 2014. Muhammad Al-Fatih 1453. Jakarta: Alfatih Press.
Sholeh, Moh.
2008. Pelatihan Sholat Tahajud. Jakarta: Mizan Press.
Rahma, Ulifa. 2010. Bimbingan Karier Siswa.
Malang: UIN-Maliki Press.
Yakin, M.
Zubad Nurul. 2009. Al-Quran Sebagai Media Pembelajaran. Malang:
UIN-Maliki Press.
Basya, Abdurahman Ra’fat. 2011. Mereka Adalah
Para Sahabat. Solo: At-Tibyan.
Hambal ,Ahmad ibnu. Musnad (4/335).
Aris,
Abdul Rahman. “Betapa Rusaknya Moral Anak Bangsa Indonesia Sekarang”.
http://www.kumpulanmisteri.com/2015/09/betapa-rusaknya-moral-anak-bangsa.html
(diakses tanggal 20 Februari 2017)
Tekka,
Bancin. “Makalah Fenomena Kerusakan Moral dan Solusinya”. http://tekkabancin.blogspot.co.id/2013/10/makalah-fenomena-kerusakan-moral-dan.html
(diakses tanggal 20 Februari 2017)
Fitriyani,
Laras Iin. “Krisis Moral Melanda Generasi Muda Tanpa Adanya Pendidikan
Karakter”. http://www.kompasiana.com/larasiin/krisis-moral-melanda-generasi-muda-tanpa-adanya-pendidikan-karakter_56fb38982323bd89048b457c
(diakses tanggal 22 Februari 2017)
Iniesta,
Andres. “Kenakalan Remaja”. http://abredenk89.blogspot.co.id/2016_03_01_archive.html
(diakses tanggal 20 Februari 2017)
Persada,
Rumah Belajar. “63 Persen Remaja di Indonesia Melakukan Seks Pra Nikah”. http://www.kompasiana.com/rumahbelajar_persada/63-persen-remaja-di-indonesia-melakukan-seks-pra-nikah_54f91d77a33311fc078b45f4
(diakses tanggal 21 Februari 2017)
Muslim,
Bukhori. “Kemerosotan Moral Kaum Remaja”. https://majalahqalam.wordpress.com/suplemen-khazanah/edisi-3/artikel/kemerosotan-moral-kaum-remaja/
(diakses tanggal 23 Februari 2017)
Pauji,
Roni Resky. “Cerminan Pemuda Sekarang dan Kepemimpinan Masa Depan”. http://www.kompasiana.com/roni_resky/cerminan-pemuda-sekarang-dan-kepemimpinan-masa-depan_54f3cac67455139e2b6c7f3e
(diakses tanggal 23 Februari
2017)
Komentar
Posting Komentar